Minggu, 10 Januari 2016

ISLAMOPHOBIA DI EROPA



Islamophobia adalah ketakutan akan segala hal yang berbau Islam. Phobia ini sering dikaitkan dengan eropa, karena banyak terjadi kejadian diskrimasi terhadap muslim di Eropa yang dilakukan oleh kelompok yang terjangkit phobia ini. Terlebih lagi pasca terjadinya tragedi 9/11 pada 2001, dimana gedung kembar WTC dan Pentagon di Amerika Serikat mendapat serangan yang meluluhlantakkan kedua bangunan tersebut. Media banyak melontarkan dugaan tersangka pelaku terorisme tersebut  kepada kelompok Islam radikal yang dipimpin oleh Osama bin Laden. Hal ini tidak mengherankann jika membuat Islamophobia semakin meningkat dan menyebar di kalangan masyarakat Eropa.
Dilihat dari latarbelakang munculnya, Islamophobia muncul secara perlahan yang diawali oleh kurang berbaurnya masyarakat eropa dengan para imigran dari negara-negara yang mayoritas penduduk dan budayanya berdasarkan ajaran Islam seperti Aljazair, Turki, Maroko dan India. Hal ini disebabkan oleh budaya eropa yang kurang cocok dengan mereka. Eropa yang identik dengan sekularisasi, liberal dan bebas sangat bertentangan dengan budaya di negara asal mereka yang kerap kali berbudaya dengan dasar Islam. Dengan begitu, hal yang semacam itu dapat mengurangi komunikasi yang nyaman dan bahkan seringkali mengakibatkan perselisihan antar masyarakat. Ditambah lagi dengan tragedi-tragedi yang semakin memojokkan posisi Islam seperti bom bunuh diri di Inggris,  bom bunuh diri di Spanyol, pembunuhan terhadap sutradara Theo Van Gogh di Belanda, dsb.
Bentuk-bentuk Islamophobia yang berkembang di masyarakat akhir-akhir ini berupa: 1) pelarangan memakai burka (cadar penutup muka) bagi muslimah di Prancis. Bahkan perempuan yang tetap memakai burka cenderung untuk tidak mendapatkan hak yang sama dan adil, misalkan sulit untuk mendapatkan sekolah berkualitas yang dapat menerimanya dan untuk mendapatkan pekerjaan juga dipersulit; 2) Diskriminasi terhadap pelaksanaan ibadah umat muslim (termasuk pendirian tempat ibadah muslim); 3) pemeriksaan secara ketat di setiap imigrasi transportasi darat, laut dan udara terhadap mereka yang beragama Islam atau mereka yang berasal dari negara ang mayoritas penduduknya muslim.
Islamophobia semakin berkembang dan menyebar tidak lain juga dikarenakan berita-berita propaganda yang disuguhkan media kepada masyarakat. Masyarakat yang sering kali dicekoki dengan berita semacam itu, perlahan mulai mengiyakan adanya Islamophobia, dan kemudian opini publik tercipta akan bahayanya Islam yang semakin berkembang. Islam dikalangan masyarakat identik dengan kekerasan, terorisme, tidak menghargai hak asasi, tidak kompatibel dengan era modern, dan hal-hal yang buruk lainnya. Pelabelan image buruk terhadap Islam dilontarkan dengan sengaja oleh barat yang menguasai mayoritas media untuk mengubur ancaman akan semakin berkembangnya Islam sebagai ancaman penghambat pencapaian kepentingan mereka. Karena dilihat dari perkembangannya, populasi muslim di dunia termasuk Eropa telah mengalami perkembangan yang pesat. Saat ini persentase muslim di Eropa telah mengantongi angka kisaran 6%.
Perkembangan populasi muslim di Eropa tidak hanya karena berdasarkan keturunan yang dilahirkan oleh muslim di Eropa. Tetapi juga dari beberapa             penyandang agama lain yang memutuskan untuk beralih ke agama yang menurut mereka adalah agama yang paling benar, yakni Islam. Hal ini tidak lain karena kebenaran-kebenaran yang terkuak mengenai Islam. Khususnya pasca tragedi 9/11, memang hal ini semakin membuat Islamophobia berkembang di Masyarakat dan memojokkan posisi Islam. Namun, dari tragedi tersebut, tidak jarang pula masyarakat mulai mencari tau kebenarannya, apakah benar Islam merupakan agama yang buruk seperti yang disuguhkan oleh media? Karena pada kenyataannya, Islam malah semakin banyak diterima oleh masyarakat di Eropa.
Untuk mengetahui kebenaran akan buruk atau tidaknya agama Islam, perlu untuk mengetahuinya dari dalam Islam itu sendiri bukan dari media yang merupakan pemberi informasi yang bisa saja merupakan hoax untuk mempropaganda dan menggunakannya sebagai alat pencapai kepentingan. Seperti yang diberitakan IRIB, Gelombang Islamophobia dalam berbagai bentuk semakin menyebar luas di Eropa dan negara-negara Barat. Para pendukung gerakan anti-Islam terang-terangan menyebarkan propaganda Islamophobia dengan beragam sarana. Salah satunya adalah orgnisasi bernama “Pegida” yang lahir di Dresden, Jerman, pada oktober 2014 lalu. Pegida adalah singkatan dari “Patriotische Europaer gegen die Islamisierung des Abendlandes” yang berarti gerakan patriotis Eropa menentang Islamisasi.
Pasca tragedi 9/11, Islamophobia memang masih ada dan semakin muncul. Tapi tak seberapa jika dibandingkan perkembangan Islam yang pesat pasca pemboman WTC. Perkembangan yang pesat ini merupakan anomali karena seharusnya perkembangan muslim mengalami penurunan yang drastis. Penyebab terjadinya pertumbuhan muslim yang tak terduga itu tidak lain karena keingintahuan masyarakat Eropa akan Islam. Bagaimana di Era modern saat ini, terdapat agama yang mengajarkan kekerasan yang sangat tidak kompatibel dengan era globalisasi. Dimulai dari rasa penasaran ini lah kemudian masyarakat berbondong-bondong mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku serta Al-Qur’an yang menjadi pedoman orang Islam. Setelah mengetahui tentang Islam sebenarnya, bukannya bertambah kebenciannya terhadap Islam malah kedamaian yang mereka temukan. Islam ternyata merupakan agama yang sangat toleran, menghargai hak asasi manusia, memuliakan posisi perempuan, tidak mengiyakan adanya kekerasan dan banyak lagi keunggulannya lainnya.
Mereka yang selama ini kekeringan spiritual dan kehidupannya yang tak terarah serasa mendapat kesejukan dan kedamaian hati di dalam Islam. Kehidupan mereka sebelumnya di negara sekular tersebut hanyalah kebebasan yang tak terarah, hidup hanyalah tentang uang. Free sex, clubbing dan berbagai kesenangan lainnya pada dasarnya mereka sadari tak memberi kepuasan batin dan ketenangan jiwa. Namun di Islam, setiap detail kelakuan telah diatur dan terarah. Islam yang dinilai mendiskriminasi posisi perempuan tidak benar adanya. Islam yang memerintahkan perempuan untuk menutupi aurat pada kenyataanya adalah untuk melindunginya, serta memuliakannya karena perempuan merupakan perhiasan yang perlu untuk dijaga. Free sex dan kesenangan lainnya pada kenyataanya adalah merugikan dan malah merendahkan derajat perempuan. Dari sini dapat dilihat akan masa depan Islam di Eropa yang cerah dan mampu menjadi suatu kekuatan umat Islam yang besar.


Daftar pustaka:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar